Aneka Resep Kehidupan

Nutrisi Kaya Hikmah untuk Kebutuhan Jiwa Anda

Mengenal sistem syaraf sebagai basis perilaku manusia


Perilaku manusia menentukan tingkat ketaqwaannya. Dan karena perilaku manusia juga dijembatani oleh mekanisme sistem syaraf yang menguasai tubuhnya, maka saya merasa perlu membahas sedikit tentang bagaimana sistem syaraf mempengaruhi perilaku manusia.

Saya bukan dokter syaraf ataupun ahli di bidang sejenisnya yang menguasai pengetahuan tentang syaraf secara mendalam. Oleh sebab itu penjelasan yang akan saya sampaikan hanyalah penjelasan yang sangat sederhana guna menunjang artikel saya selanjutnya tentang bagaimana membentuk perilaku Taqwa dengan mudah. Meski sebenarnya, tidak saya pungkiri, bahwa Taqwa itu sulit. Namun, saya punya ungkapan sederhana tentang hal yang sulit:

Segala sesuatu yang sulit hanya bisa dipermudah dengan cara mempelajarinya.

Dulu ketika Anda tidak bisa membaca, Anda disuruh belajar membaca. Setelah Anda belajar membaca, seiring berjalannya waktu kemampuan bacaan Anda meningkat. Dan kini Anda bisa membaca dengan mudah, tanpa kesulitan sama sekali.

Taqwa itu memang sulit. Namun setiap orang harus mempelajarinya agar memperoleh kemudahan dalam bertaqwa. Amin

Al-Quran sendiri memerintahkan untuk membaca. Al-Quran memerintahkan untuk belajar. Dan membaca adalah metode paling umum dalam belajar. Wallaahu a’lam.

Kembali ke topik judul artikel,

Perilaku manusia dipengaruhi oleh aktivitas tubuhnya. Tubuh manusia terdiri dari beberapa perangkat yang biasa disebut dengan: organ, panca indra, dan sistem syaraf. Diantara bagian-bagian tersebut yang paling berpengaruh dalam memberikan perintah atau instruksi adalah sistem syaraf. Sistem syaraf lah yang mengontrol perilaku tubuh kita. Sistem syaraf memiliki koneksi ke seluruh tubuh melalui pusat sistem syaraf yang disebut otak/pikiran. Ini adalah pusat komando dari sistem syaraf itu sendiri.

Dengan kemampuan sistem syaraf yang seperti itu, yakni memberikan perintah ke seluruh bagian tubuh maka, sistem syaraf adalah bagian tubuh manusia yang paling bertanggung jawab atas semua perilaku manusia. Dia mengendalikan panca indera kita, seperti pada mata: apakah harus melihat atau tidak. Juga seperti pada telinga: apakah harus mendengarkan atau tidak. Juga pada organ tangan, kaki, dan sebagainya.

Kita mungkin pernah mendengar ungkapan:

Engkau adalah apa yang kau pikirkan

Ungkapan itu ada benarnya, karena manusia hanya berbuat sesuai pemikirannya.

Yang lebih menakjubkan lagi adalah setiap tindakan yang telah kita lakukan akan mempengaruhi respon sistem syaraf untuk menentukan tindakan macam apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jadi tindakan seseorang saat ini sebenarnya ditentukan oleh tindakan yang sebelumnya Atau, tindakan yang Anda lakukan hari ini akan mempengaruhi tindakan Anda di hari esok. Jelasnya, yang ingin saya sampaikan adalah perilaku manusia ( baik atau buruk ) akan menghasilkan reaksi berantai di masa-masa yang akan datang. Jadi ketika Anda berbuat kesalahan di hari ini, bisa jadi itu akan membuat Anda melakukan kesalahan yang lebih besar di hari esok. Atau, jika Anda berhasil berbuat baik di hari ini maka bisa jadi Anda akan melakukan kebaikan yang lebih besar di hari esok.

Mengapa saya berkata seperti itu?

Manusia memiliki kemampuan untuk menjadi lebih mahir berdasarkan tindakan yang pernah ia lakukan sebelumnya, terlepas apakah tindakannya itu benar atau salah. Seorang anak kecil yang diajari naik sepeda roda tiga, suatu saat ia akan belajar mengendarai sepeda roda dua, selanjutnya ia akan belajar naik sepeda motor, dan seterusnya. Seorang anak yang biasa mencuri di dalam rumahnya, kemungkinan ia akan menjadi maling di luar sana, dan suatu saat jika sudah dewasa bisa menjadi perampok.

Begitulah, kemampuan manusia bertambah seiring berjalannya waktu. Dan kemampuan di sini bisa jadi kemampuan dalam hal yang baik atau kemampuan dalam hal yang buruk. Semua tak lepas dari peranan sistem syaraf. Karena sebenarnya sistem syaraf meningkatkan kemampuannya dari waktu ke waktu sehingga kemampuan perilaku manusia juga meningkat.

Manusia adalah mesin organik yang bisa melakukan upgrade sendiri, berdasarkan pengalaman-pengalaman perilaku sebelumnya.

Sangat menakjubkan, bukan?!

Artikel ini hanya pengantar untuk artikel saya selanjutnya yang lebih penting. Yakni, bagaimana memperbaiki perilaku, dan mengendalikan perilaku sehingga lebih terarah agar menjadi pribadi yang bertaqwa. Tak ada orang yang selalu benar. Dan tak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan selama masih ada kesempatan untuk memperbaikinya.

Tinggalkan komentar

Navigasi

Contact Telegram: @AlwaysFullBrake

Kategori

“Hidup adalah permainan yang butuh keseriusan.”